hwhah

Di Indonesia Dilarang Gondrong, Mengapa? Yuk, Simak Alasannya!


[ Serba - Serbi Rambut Gondrong]

Mengapa kita dilarang gondrong di sekolah padahal tokoh dunia seperti Isaac Newton juga Albert Einstein gondrong?

Dulu selama zamannya orde baru (orba) berambut gondrong bisa dikategorikan sebagai subversif (preman atau melawan pemerintah). Sampai ada instansinya segala yang disebut sebagai Badan Koordinasi Pemberantasan Rambut Gondrong (Bakorperagon). ABRI juga turun tangan dalam membasmi gondrongisme.

Kalau bertato, jangan tanya lagi.. Auto-preman dan diburu aparat.

Pengumuman pelarangannya juga ditayangkan via TVRI.


Pada era akhir 1960-an, 1970-an (bahkan sampai 80-an juga), kita tahu itu era-era keemasannya rambut gondrong (atau ekspresif 'liar'/hippies) yang dipopulerkan artis dan seleb barat, seperti David Bowie, The Beatles, Elvis Presley, Robert Redford, John Travolta, Clint Eastwood, Burt Reynolds, George Best (pesepakbola), dsb.

Kembali ke Bakorperagon tadi, katanya mereka tersebar di berbagai kota dan daerah di Indonesia untuk merazia anak-anak muda yang berambut gondrong. Jika tertangkap, maka akan langsung dicukur di tempat.

Militer (tentara) diketahui termasuk juga dalam personel Bakorperagon. Pangkopkamtib Jenderal Soemitro juga mengumumkan kebijakan itu dalam sebuah acara televisi Bincang-bincang di TVRI. Soemitro menyatakan bahwa fenomena rambut gondrong pada pemuda dapat menyebabkan keadaan onvershillig: acuh tak acuh yang dapat memancing dan meningkatnya angka kriminalitas di Indonesia.

Sampai mahasiswa pernah demo juga soal ini, dan ada buku-buku yang membahas soal peraturan yang absurd ini.

Soeharto menganggap berambut gondrong tidak mencerminkan kebudayaan dan kepribadian nasional, “produk impor”, dan “kebarat-baratan”. Kestabilan politik dan pembangunan ekonomi terarah adalah panglima tertinggi era orba. Haram itu hukumnya yang namanya pemberontakan, subversi, apalagi "revolusi" (khas orde lama). Semuanya harus diantisipasi sejak awal (dicegah) dan diberangus.

Mindset "gondrong adalah pemberontakan" ini tampaknya masih mengakar kuat di banyak instansi termasuk sekolah-sekolah di Indonesia. Selain karena adanya budaya komunal Indonesia yang mengharuskan anak-anak untuk patuh tanpa ngeyel kepada orang tua dan gurunya, serta prinsip "sama rasa sama rata" untuk menghindari terjadinya kecemburuan sosial dsb (seragam dll). Individualisme dan liberalisme dianggap/terkena stigma negatif "bukan kepribadian bangsa Indonesia".

Kalau pada masa sekarang, anak-anak sekolah rata-rata dilarang gondrong mungkin lebih ke kepantasan, kedisiplinan, dan kerapihan ya.

Saya tidak yakin Newton dan Einstein (anak-anak barat) apakah gondrong semasa sekolahnya, tapi beginilah situasinya di Indonesia yang bisa dirunut sejarah dan psikologis sosialnya dari beberapa dekade lalu.

Kalau sosok seperti Soe Hok Gie masih hidup pada eranya orba, wah kelar gak pake lama dan gak perlu dia berambut gondrong…

Piye kabare, enak zamanku toh? 



Sekian untuk kali ini, 

Semoga membantu, 

Terima Kasih. 


Komentar