hwhah

Expand Your "Comfort Zone"

[Comfort Zone dengan Segala Problematikanya]

Mengapa orang mengelu-elukan harus ‘keluar dari zona nyaman’ jika mau sukses atau jadi pribadi yang lebih baik, bahkan hingga (terlalu) menekan diri sendiri?

Sekarang gini aja, kita gunakan gelang ikat rambut sebagai perumpamaan, anggap saja gelang ikat rambut itu adalah diri kita yang bisa melar ketika ditarik dan akan kembali ke bentuk semula jika dibiarkan.

Pada awalnya ketika saya tarik pelan-pelan, lama kelamaan bisa melar ikat rambutnya, dan kemudian saya balikkan lagi ke bentuk semula. Selanjutnya saya coba tarik kencang-kencang sampai melewati batas dia bisa melar, sampai mentok, cetass!
Ternyata gelang tersebut putus.

Jika dipikir-pikir diri kita ini seperti gelang karet bukan? Sebenarnya yang dibilang orang keluar dari Comfort Zone itu tidak sepenuhnya benar. Kita ini sebenarnya disarankan untuk "Expand Your Comfort Zone".

Selayaknya gelang tadi, kita semua pasti punya comfort zone. Tiap hari bangun semau kita, makan makanan berlemak gapapa yang penting enak, tiap hari rebahan scrolling tiktok dan instagram, belajar gamau, maunya nyontek aja ke temen (lagian ngapain susah-susah kalo ada temen, bener ga?).

Terus, kita besoknya pergi ke acara seminar. Ngeliat pembicaranya itu pinter, badan berotot, kerjanya keren di kantor start-up. Dan kalian tergugah untuk berubah. Apakah kalian perlu keluar dari comfort zone?

Oh tentu tidak!

Kalau dipikir-pikir kita ini sebenarnya ingin punya "Comfort Zone" yang sama dengan orang itu. Makan sehat, badan bagus, kerjanya keren, pinter lagi. Benar bukan?

Caranya ya kita perlu usaha biar jadi seperti dia. Bagaimana caranya?

Dengan cara merubah rutinitas yang sudah menjadi "comfort zone" kita. Pelan-pelan aja, misalnya seperti
1. Membatasi makanan berlemak dan mulai olahraga 10mnt sehari
2. Scrolling hp yang biasa 10 jam sehari dikurangi jadi 9 jam sehari
3. Yang biasa nyontek 100% sekarang dikurangi 80%.

Supaya apa? supaya comfort zone kita melebar sedikit. Kita jadi terbiasa untuk menjadi orang yang seperti diatas (yang berubah sedikit). Yang nantinya, jika hal itu sudah terbiasa kita lakukan maka akan jadi "new" comfort zone kita. Ibaratnya kaya karet tadi yang saya tarik akhirnya melar.

Ah kelamaan kalo gitu, kenapa ga sekalian langsung berubah total aja? ngegym 2 jam sehari, ga main hp, baca buku tebel biar pinter, perubahannya bakal lebih cepat bukan?

Kalian tau kan apa jawabanya kalo kaya gitu?

Ya benar, sama seperti perumpamaan diatas, maka gelang karet bisa putus.

Kalian terlalu memaksa otak dan diri kalian terlalu berat, melebihi level yang bisa kalian terima. Kalau bahasa psikologinya, kalian melebihi "Optimal Anxiety" yaitu stress maksimal yang bisa kalian terima untuk "Expanding Comfort Zone" tadi.

Apa yang terjadi jika kalian terlalu memaksakan? Ya kalian bisa stress, burn-out, ngerasa jadi orang paling buruk di dunia.

"Kenapa sih orang pada pinter-pinter? aku kok gini-gini aja astaghfirullah, baca buku aja gangerti. Stress banget sumpah!"

"Kenapa sih ngegym capek banget Ya Allah, ada gak sih pil yang bisa bikin badan langsung berotot?"

"Ah capek makanan sehat, lagian ga ada efeknya. Makan martabak manis ah besok 2 porsi"

dst.

Pemikiran-pemikiran seperti diatas itu kalo kalian udah "putus" otaknya.

Cara terbaik untuk "Expand Our Comfort Zone" adalah dengan cara meregangkan tali perlahan-lahan sampai membentuk comfort zone baru. Ketika udah di comfort zone baru, teruslah expand sampai kalian benar-benar puas dengan hasilnya.

Kabar baiknya nih, manusia beda sama karet. Kalau karet udah melar, ditarik bakal putus juga. Kalau manusia engga, udah melar eh malah itu jadi bentuk utamanya. Bisa dimelar-melarin lagi sampai puas. Asalkan ga langsung dengan energi yang besar.

Jadi, apa kesimpulanya?

Yang namanya keluar dari comfort zone itu tidak sepenuhnya benar, tergantung perspektif tiap orang yang pasti berbeda tentunya. Jika menurut analogi yang saya buat kalau keluar dari comfort zone itu ada, berarti dia sedang di posisi "gelang putus" dan over anxiety. Memangnya kalian mau keadaan kalian kaya gitu? Mau nyaingin Jepang sama korea tingkat stress dan suicidal ratenya?

Kita hanya meng-expand our comfort zone kita sampai batas tertentu. Tentu ada harga yang harus dibayar, yaitu effort kita untuk sampai disana. Effort kita terbatas. Jadi jika effort kalian gitu-gitu aja tapi kalian ingin pintar atau lebih dari yang lain, maka itu suatu kemustahilan.



Mungkin segitu aja untuk kali ini, 

Ciptakan comfort zone mu sendiri, 

Jangan mau keluar dari comfort zone! 


Sekian dari saya, 

Semoga membantu, 

Terima Kasih. 

Komentar