hwhah

Masa Depan E-Commerce Di Indonesia : Akankah Lebih Baik Atau Memburuk?

[Seputar E-Commerce Di Indonesia]

"What do you think about present and future E-commerce in Indonesia?"

"Bagaimana menurutmu masa depan e-commerce di Indonesia?"

"E-Commerce Indonesia di masa depan bakal jadi apa?"

"Gimana menurut kalian E-Commerce di Indonesia di masa depan?"

Begitulah kurang lebih pertanyaan yang dilontarkan kebanyakan orang terutama bagi mereka wirausahawan lokal yang menggeluti bidangnya di bisnis online

Melihat bagaimana keadaan dalam sepuluh tahun terakhir, saya mulai berpikir bahwa masa depan lebih menakutkan daripada yang saya kira.

Bayangkan ini.

Tahun 2011: Kita mulai memasuki bisnis online. Orang Indonesia memproduksi barang, mendistribusikan barang, menjual barang, dan mengiklankan bisnis mereka di platform online, seperti OLX, Kaskus, dan Tokobagus. Ini adalah gelombang pertama e-commerce, tempat kita melakukan segalanya. Dalam tahap ini, e-commerce membuka begitu banyak ruang untuk pekerjaan kreatif.


Tahun 2014: Kita menjual barang secara online. Orang Indonesia 'mengimpor' barang dari luar negeri, mendirikan toko online untuk menjual kembali barang, & mengiklankan bisnis mereka, tetapi sebagian besar barang tersebut diproduksi di luar negeri, terutama dari China. Jadi posisi kita disini hanya menjadi reseller produk luar negeri, mengapa? karena menurut kita dengan menajdi reseller produk luar negeri jauh lebih sederhana dan murah daripada memproduksi sendiri. Bisnis mudah untung dan telah merajalela sejak era Tokopedia dan Bukalapak.

Periksa e-commerce tersebut dan Anda akan menemukan bahwa sebagian besar barang 'tidak dibuat di Indonesia' lagi.

Tahun 2017: Kita sekarang menjadi dropshipper. Orang Indonesia memiliki platform online dan mengiklankan bisnis mereka. Tapi produksi dan pengiriman sudah tidak kita tangani lagi, karena dikerjakan dari luar negeri, kebanyakan China. Ini adalah era Shopee, JD, dan Lazada. Mereka mendirikan kantor di Indonesia tetapi semuanya dilakukan dari luar negeri. Segala sesuatunya semakin mudah, kita bahkan tidak perlu lagi menangani distribusi.

Jika Anda memeriksa beberapa toko di Lazada dan Shopee, yang dioperasikan dari negara lain. Platform e-commerce Indonesia hanya bertindak sebagai proxy.


Tahun 2020: Kita sekarang hanya pengiklan (endorser). Karena Alibaba (atau mungkin juga Amazon) sedang masuk ke Indonesia. Barang diproduksi di luar negeri, didistribusikan oleh perusahaan asing, dan dijual oleh e-commerce asing. Yang bisa kita lakukan pada dasarnya hanyalah mengiklankan dan mendukung produk ke pengikut kita di media sosial. Mungkin tidak banyak lagi yang bisa kita lakukan untuk mengambil bagian dari bisnis e-commerce karena pemain raksasa mungkin mendominasi lanskap ujung ke ujung, sementara pemain lokal sebagian besar memainkan peran kecil.

Tahun 2023: Akhirnya, dapat diasumsikan di tahun-tahun ke depan, kita hanya menjadi konsumen. Mungkin.

Saat ini pemerintah kita berupaya melindungi produsen lokal dengan membatasi impor barang dari luar negeri, terutama melalui pelabuhan dan bandara. Para petugas bea cukai itu berani mengambil langkah-langkah pelarangan dan pajak barang impor. Tetapi banyak orang yang marah atas hal ini, karena mereka mengira pemerintah berusaha menghalangi mereka untuk mendapatkan keuntungan dengan menjual barang impor murah dari China. Ini adalah langkah yang diambil pemerintah untuk melindungi pabrikan lokal, meski mungkin perlu, saya kira tidak akan berhasil di era globalisasi ini.

E-Commerce adalah pertarungan yang panjang, tidak dapat dimenangkan dalam semalam. Dan hari ini, saya pikir kita belum siap. Sekeras apapun kita berusaha untuk menghentikan / memblokir / melarang barang impor, itu hanya akan menunda efeknya. Saya sangat meragukan bahwa kita dapat melawan jika kita tidak meningkatkan daya saing kita.

Ketika Alibaba memasuki wilayah kita, hal-hal akan terlihat bahagia bagi konsumen Indonesia namun akan terlihat menyedihkan bagi pabrikan Indonesia. Barang murah dari luar negeri akan membanjiri pasar kita, memasuki setiap rumah tangga Indonesia.

Alhasil ujung-ujungnya akan merugikan bangsa kita. Mengubah kita menjadi 'bangsa konsumen'.

Dan kemudian kita selesai.

Masa depan e-commerce? Mereka akan tumbuh besar. Dengan cara yang tidak kita sukai.


Komentar